Kamis, 27 September 2012

Flora Normal Pada Kulit Malassezia Furfur


 Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat-zat yang terdapat di lingkungan hidup kita, termasuk jasad renik (mikroba) yang tumbuh dan hidup di alam dunia ini. Oleh sebab itu setelah manusia dilahirkan kulitnya akan segera terkontaminasi oleh berbagai jasad renik, mula-mula yang berasal dari alat pembantu waktu melahirkan misalnya kain, handuk, seprei, bantal, atau kasur tempat tidur, kemudian oleh baju, tangan-tangan, air, meja, dan alat lainnya yang pasti kemudian berhubungan dengan kulitnya.

Rupanya banyak jasad renik yang betah tinggal di permukaan kulit manusia karena suasana hidup yang cocok, baik suhu, kelembaban, atau keasaman (pH), atau makanan yang dibutuhkan jasad renik untuk berkembang biak yang berasal dari sel keratin yang lepas (berisi protein), lemak di permukaan kulit yang diproduksi oleh kelenjar palit kulit (berisi lipid-lipid) atau air, garam, dan gula yang berasal dari kelenjar keringat ekrin atau apokrin.
Tidak semua jenis jasad renik yang dapat hidup di permukaan kulit berbahaya bagi tubuh manusia (patogen atau parasit), pada umumnya tidak menimbulkan masalah kesehatan dan hidup berdampingan secara damai dengan pihak tuan rumah (saprofit) atau saling menguntungkan (simbiosis mutualistik).
Selain itu ada mekanisme tubuh untuk mempertahankan diri, dengan membunuh, mengisolasi, melumpuhkan, atau mengusir jasad renik yang berbahaya tadi, dan kalau itu tidak cukup usaha manusia untuk itu masih tetap diperlukan.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan beauty care senior scientist P&G, Thomas Dawson JR Ph.D dalam judul ”Fast, Non-invansive Method for Molecular Detection and Speciation of Malassezia on Human Skin, and Application to Dandruff Microbiology”, bahwa dari 70 responden yang menderita ketombe ditemukan adanya jenis jamur Malassezia. Dalam kasus ini, ditemukan 70 persen jamur M restricta dan 45 persen jamur M globosa, sedangkan jamur M furfur tidak terdeteksi pada semua responden.
Malassezia adalah genus jamur lipophilic yang merupakan bagian dari flora normal kulit manusia. Flora ini dapat menyebabkan penyakit panu pada manusia.

A.    Flora Normal Pada Kulit
Mikroorganisme utama pada kulit adalah difteroid aerobic dan anaerobic (misalnya corynebacterium, propionibacterium), stafilokokkus aerobic dan anaerobic non hemolitikus (Staphylococcus epidermidis, kadang-kadang S. aureus dan golongan peptostreptococcus), basil gram postif aerobic, bakteri pembentuk spora yang banyak terdapat di udara, air, tanah; streptococcus alfa hemoliticus (S. viridians) dan enterococcus; dan basil coliform gram negative serta acitenobacter. Jamur dan ragi sering terdapat pada lipatan-lipatan kulit; micro bacteria tahan asam nonpatogen terdapat pada daerah-daerah yang kaya sekresilemak/sebum (genital, telingan bagian luar).
Factor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea danadanya lisozim. Jumlah mikroorganisme pada permukaan kulit mungkin bias berkurang dengan jalan menggosok-gosoknya dengan sabun yang mengandung heksaklorofen atau desinfektan lain, namun flora secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat

B.     Mekanisme Pertahanan Dan Keasaman Kulit
Mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi kulit terhadap jasad renik ternyata bermacam-macam caranya. Mekanisme itupun bersifat umum karena tidak dapat memisahkan apakah jasad renik tersebut patogen atau tidak.
Permukaan kulit mempunyai keasaman (pH) tertentu yang berkisar antara 4,5-6,0 yang dibentuk oleh asam lemak permukaan kulit (skin surface lipid) yang berasal dari sebum, keringat, sel tanduk, yang lepas, dan kotoran yang melekat pada kulit. Keasaman serendah itu tentu tidak cukup untuk mempertahankan diri dari seluruh jasad renik, namun dapat mengurangi atau mengendalikan berkembang biaknya berbagai jasad renik. Diperkirakan bahwa peningkatan kadar keasaman kulit akan menurunkan kebutuhan CO2 untuk metabolisme jasad renik pada permukaan kulit. Adalah salah bila kita mengharapkan bahwa setiap jasad renik dapat dikendalikan oleh mekanisme ini, namun tidak juga benar bila kemampuan tubuh ini tidak berguna sama sekali

C.     Malassezia Furfur
Malassezia furfur merupakan flora normal dan terdapat pada mukosa dan kulit. Jamur ini berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, dan hifanya berbatang pendek dan bengkok. Malassezia furfur menghasilkan konidia sangat kecil ( mikrokonidia ) pada hifanya, tetapi di samping itu juga menghasilkan makrokonidia besar, multiseptat, berbentuk gelendong yang jauh lebih besar daripada mikrokonidianya.
Nampak untaian jamur ( pemeriksaan mikroskop ) terdiri dari spora dan hifa yang saling bergabung satu sama lainnya.
Klasifikasi ilmiah dari Malassezia furfur :
Kerajaan    : Fungi
Divisio      : Basidiomycota
Kelas         : Hymenomycetes
Ordo         : Tremellales
Familia      : Filobasidiaceae
Genus        : Malassezia
Spesies      : Malassezia furfur

D.    Malassezia Furfur Sebagai Flora Normal Penyebab Panu
Panu merupakan salah satu mikosis superficialis yang masih sering terjadi. Panu (pitiriasis versikolor) adalah penyakit jamur yang mengenai lapisan kulit bagian atas, bersifat ringan, menahun dan biasanya tidak memberikan keluhan subjektif pada penderita. Sepintas, penyakit ini sepele, namun ternyata sering menimbulkan masalah kosmetik bagi penderita, terlebih bila “serangannya” di bagian wajah. Selain masalah kosmetik, pengobatan pada panu juga membutuhkan waktu cukup lama. Panu disebabkan oleh spesies malassezia furfur.
 Pada kondisi kulit normal, terdapat flora normal yang berhubungan Pityrosporom sp . Malassezia furfur merupakan bentuk spora yang merupakan penyakit baberubah menjadi patogen. Ada dua faktor seseorang menderita mikosis, yakni faktor eksogen dan endogen. Lebih jauh dia menjelaskan, factor eksogen merupakan dampak dari luar tubuh manusia, seperti kelembaban dan suhu yang tinggi. Kemudian higiene perorangan kurang baik, dan pakaian yang terlalu tertutup. Kemudian faktor endogen atau yang berasal dari tubuh manusia sendiri.
Penyakit ini biasanya disebabkan kulit berminyak, keadaan tubuh yang cenderung lebih banyak berkeringat, faktor genetik juga berperan, dan kondisi daya tahan tubuh yang sedang menurun seperti pada penderita yang mendapat pengobatan steroid dalam jangka waktu lama. Menurut dia, gejala penyakit panu awalnya berupa bercak-bercak warna putih hingga kecoklatan, dapat berbentuk teratur atau tidak teratur, serta kadang disertai sisik halus di atasnya. Bercak itu bakal tampak lebih jelas dan berpendar warna khusus jika dilihat di bawah lampu wood. Lokasi tubuh yang paling sering diserang penyakit ini adalah dada punggung, ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher bahkan muka dan kulit kepala yang berambut.
Panu disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Jamur ini tidak datang dari tanah atau binatang, tetapi ditemukan pada kulit manusia sebagai penghuni tetap pada lapisan atas kulit bersama dengan mikroba lainnya. Jamur ini tidak akan menjadi penyakit jika tidak ada faktor-faktor pendukung (pakaian yang lembab, panas dan tidak ada aliran udara). Pada lingkungan yang berminyak, jamur Malassezia furfur akan mengalami perkembangan yang optimal, oleh karena itu, bitik putih seringkali terjadi pada lengan atas bagian belakang, leher, dada dan wajah.
Panu disebabkan oleh spesies malassezia furfur. Pada kondisi kulit normal, terdapat flora normal (mikroorganisme yang secara normal ada dikulit manusia) yang berhubungan dengan munculnya panu ini yaitu Pityrosporom sp. Lalu, malassezia fufur merupakan bentuk spora, dan merupakan bentuk yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Bagaimana flora normal pada kulit bisa berubah menjadi patogen atau menimbulkan penyakit pada manusia, faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
Faktor eksogen atau yang berasal dari luar tubuh manusia seperti kelembaban dan suhu yang tinggi, higiene perorangan kurang baik, dan pakaian yang terlalu tertutup.
Faktor endogen atau yang berasal dari tubuh manusia sendiri seperti kulit berminyak, keadaan tubuh yang cenderung lebih banyak berkeringat, faktor genetik juga berperan, dan kondisi daya tahan tubuh yang sedang menurun seperti pada penderita yang mendapat pengobatan steroid dalam jangka waktu lama.
Gejala penyakit panu adalah berupa bercak-bercak warna putih hingga kecoklatan, dapat berbentuk teratur atau tidak teratur, dan kadang disertai sisik halus di atasnya. Bercak itu akan tampak lebih jelas dan berpendar warna khusus jika dilihat di bawah lampu wood. Lokasi lesi terutama pada badan yaitu dada dan punggung, dan dapat menyerang ketiak, lipat paha dan lengan, tungkai atas, leher bahkan muka dan kulit kepala yang berambut. Karena kelainan ini biasanya tidak menimbulkan keluhan, maka seringkali penderita tidak menyadari timbulnya panu. Pada beberapa penderita, dapat merasakan keluhan gatal ringan terutama bila berkeringat pada lokasi lesi. Tatalaksana terutama yang paling penting adalah meminimalkan faktor-faktor predisposisi timbulnya panu sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas

E.     Proses Terjadinya Panu
Sebagian besar kasus panu ini terjadi akibat aktivasi dari malassezia furfur akibat adanya perubahan keseimbangan flora normal kulit. Faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan tersebut antara lain adalah faktor lingkungan dan suseptibilitas individual. Faktor lingkungan yaitu faktor kelembaban kulit, sedangkan faktor individual yaitu penyakit yang mempengaruhi imunitas, malnutrisi, penggunaan obat-obatan yang menurunkan imunitas dan adanya kecenderungan genetik (keturunan). Akibat kondisi tersebut, malassezia furfur akan berkembang menjadi bentuk miselial yang bersifat patogenik yang terlihat secara klinis sebagai penyakit panu.
Penyakit ini paling banyak dijumpai pada usia belasan, walaupun pernah dilaporkan pada usia yang lebih muda dan tua. Penyakit ini terutama ditemukan pada daerah yang menghasilkan banyak keringat, karena jamur ini hidup dan berkembang biak dari hasil metabolisme sebum. Biasanya terdapat pada bagian atas dada dan meluas ke lengan, leher, perut, kaki, ketiak, pelipatan paha, muka, dan kepala. Penyakit ini terutama ditemukan pada daerah yang tertutup pakaian yang bersifat lembab. Keluhan ini pada awalnya timbul bercak yang berwarna coklat, bercak putih yang disertai dengan rasa gatal terutama pada waktu berkeringat. Bercak putih tersebut disebabkan oleh asam dekarboksilase yang dihasilkan oleh jamur yang bersifat kompetitif inhibitor terhadap enzim tirosinase dan mempunyai efek sitotoksik terhadap melanosit yang menghasilkan pigmen warna pada kulit

1 komentar:

yaellafagnani mengatakan...

Casino City - Las Vegas - MapyRO
Find 나주 출장샵 out what's popular at Casino City in Las 대전광역 출장샵 Vegas and other places 군산 출장마사지 to 김천 출장샵 stay. See activity, reviews, directions, restaurants and 경상북도 출장샵 more.