Kamis, 27 September 2012

Flexor Digital Tenosynovitis Dalam Kelainan Tangan, Infeksi Ginjal, Infeksi Post Kuret


Kemajuan teknologi mempunyai dampak yang beraneka ragam terhadap berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang kesehatanpun kemajuan teknologi memiliki peran yang sangat penting, baik dalam proses pengobatan, pencegahan maupun deteksi penyakit. Sebagai bentuk dampak positif dari kemajuan teknologi adalah dengan diketahuinya berbagai penyakit yang sebelumnya memang belum diketahui oleh umat manusia, tetapi sisi buruknya adalah semakin merajalelanya penyakit akibat dari kemajuan teknologi bidang pangan yang memanfaatkan berbagai macam bahan kimia tanpa memperhatikan efek sampingnya.

Penyakit sebagai musuh terbesar kesehatan manusia sangatlah kompleks jenisnya, mulai dari yang menyerang organ vital beserta kelainannya dan penyakit lain yang masih dalam kategori ringan. Keberadaan keseluruhan penyakit tersebut perlu diketahui sebelumnya, mengingat bahwa pencegahan lebih baik daripada penanganan/pengobatan. Keadaan ini akan terwujud bila kita mengetahui seluk beluk dan etiologi penyakit sebelumnya.
Dari uraian mengenai ragam penyakit yang menyerang manusia diatas, maka disini penulis akan menguraikan beberapa penyakit mulai dari kelainan tulang skoliosi, infeksi organ vital yaitu ginjal dan infeksi yang terjadi post kuret. Alasan pemilihan materi tersebut dikarenakan beberapa penyakit diatas masih jarang diketahui oleh masyarakat sehingga fungsi makalah ini sebagai media pembelajaran dan promosi kesehatan akan terwujud.

A.    Flexor Digital Tenosynovitis Dalam Kelainan Tangan
Kelainan bentuk tangan dapat disebabkan oleh sebuah luka atau bisa dihasilkan dari gangguan yang lainnya (contoh, rheumatoid arthritis). Kelainan bentuk harus dengan segera diobati, bila mungkin. Sebaliknya, kelainan bentuk cenderung tidak bereaksi terhadap pengobatan sederhana, seperti pembebatan dan olahraga, dan sering kali membutuhkan operasi
1.      Jari Palu/Mallet
Jari mallet adalah kelainan bentuk dimana ujung jari keriting dan tidak dapat lurus sendiri
Kelainan bentuk jari palu biasanya akibat dari luka, yang mana merusak tendon atau merobek tendon dari tulang. Hal ini dapat berakibat pada satu atau lebih jari. Seorang dokter bisa membuat diagnosa dengan mengamati jari-jari. Sinar-X biasanya dipakai untuk meyakinkan bahwa tidak terdapat retak. Pengobatan biasanya memasang bebat pada jari dengan meluruskan jari. Tendon bisa memerlukan 6 sampai 8 minggu untuk sembuh. Jari mallet jarang memerlukan operasi, kecuali retak parah pada tulang patah atau sambungan secara parsial tidak pada tempatnya, bahkan di dalam bebat.
2.      Kelainan Bentuk Leher Angsa
Ketika jari menekuk dengan tidak normal.
Beberapa gangguan, seperti rheumatoid arthritis, dan luka bisa menyebabkan jari menekuk tidak normal. pada jari mallet,ujung jari mengeriting ke dalam dan tidak bisa diluruskan. Pada kelainan bentuk leher-angsa, persendian pada pangkal jari menekuk ke dalam. Pada kelainan bentuk buotonniere, persendian jari bagian tengah menekuk ke arah dalam (menuju telapak tangan) dan persendian jari paling luar menekuk keluar (menjauh dari telapak tangan).
Kelainan bentuk leher-angsa adalah sebuah pembengkokan (lentur) pada dasar jari, lurus keluar (perluasan) pada persediaan bagian tengah, dan lekukan pada persendian paling luar (lentur).
Penyebab yang paling umum adalah radang sendi rheumatoid. Penyebab lain termasuk jari palu yang tidak diobati, kelonggaran (lemah) pada lempengan serat di dalam tangan pada dasar jari atau pada ikatan sendi tangan, kejang otot mempengaruhi tangan, dan kelainan susunan dalam penyembuhan pada tulang bagian tengah pada jari yang retak. Menutup jari bisa jadi tidak mungkin; kelainan bentuk tersebut bisa mengakibatkan ketidakmampuan yang dipertimbangkan.
Kelainan bentuk seperti leher-angsa tidak mempengaruhi ibu jari, yang memiliki salah satu sedikit persendian dibandingkan jari lainnya. Meskipun begitu, pada sebuah jenis kelainan bentuk leher-angsa, disebut kelainan bentuk paruh-bebek, persendian ujung pada ibu jari terlalu lurus dengan hebat dengan tekukan ked alam pada persendian pada pangkal ujung ibu jari untuk membentuk sudut 90 º. Jika kelainan bentuk paruh-bebek dan kelainan bentuk leher-angsa pada satu atau lebih jari terjadi bersamaan, kemampuan untuk mencubit bisa berkurang dengan serius.
Seorang dokter membuat diagnosa dengan meneliti tangan dan jari. Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki penyebab yang mendasarinya sebisa mungkin. Kelainan bentuk ringan kemungkinan diobati dengan membelat jari (ring splints), yang memperbaiki kelainan bentuk ketika masih mengizinkan seseorang untuk menggunakan tangannya. Masalah dengan kemampuan untuk mencubit bisa sangat membaik dengan operasi meluruskan kembali persendian atau dengan menggabungkan ibu jari atau persendian jari bersamaan (disebut interphalangeal arthrodesis) ke dalam posisi yang membuat fungsi optimal.
3.      Kelainan Boutonnière
Kelainan bentuk Boutonniere (kelainan bentuk lubang kancing) adalah kelainan bentuk di mana persendian jari tengah menekuk dengan posisi tetap ke dalam (ke arah telapak tangan) dan persendian jari paling luar menekuk secara berlebihan keluar (menjauh dari telapak tangan. Gangguan ini paling sering terjadi pada rheumatoid arthritis tetapi bisa juga terjadi dari luka (potongan dalam, persendian yang terlepas, patah) atau asteoarthritis. Orang dengan rheumatoid arthritis bisa membentuk gangguan tersebut karena mereka mengalami peradangan yang lama pada persendian tangan bagian tengah. Jika kelainan tersebut disebabkan sebuah luka, luka tersebut biasanya terjadi pada pangkal sebuah tendon (disebut phalanx extensor tendon bagian tengah). Akibatnya, persendian bagian tengah (disebut persendian proximal interphalangeal) menjadi ‘lubang kancing’ antara kumpulan tendon bagian luar yang menjalar menuju ujung jari. Kelainan bentuk tersebut bisa, tetapi tidak pasti, bertentangan dengan fungsi tangan. Dokter membuat diagnosa dengan meneliti jari tersebut.
Kelainan bentuk buttonniere disebabkab oleh luka tendon meluas biasanya bisa diperbaiki dengan sebuah bidai yang menjaga persendian bagian tengah meluas secara lengkap untuk 6 minggu. Ketika pembidaian tidak efektif, atau ketika kelainan bentuk lubang kancing disebabkan oleh rheumatoid arthritis, operasi kemungkinan diperlukan.
4.      Erosive (Peradangan) Osteoarthritis
Erosive (peradangan) osteoarthritis adalah sebuah bentuk osteoarthritis menurun pada tangan, yang menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan pembentukan kista pada persendian jari (terutama pada bagian paling luar).
Osteoarthritis pada tangan terlihat membesar pada tulang melebihi persendian paling luar pada jari (batang heberden) dan lebih cepat bertumbuh pada tulang melebihi persendian bagian tengah pada jari (bongko kecil bouchard). Dengan erosive osteoarthritis, terdapat juga pembengkakan pada jaringan di sekitarnya. Persendian di antara jari dan tangan dan pergelangan biasanya tidak terkena. Persendian yang berhubungan bisa menjadi tidak lurus.

Kelainan tersebut dapat dilihat pada sinar X. Tidak seperti pada rheumatoid arthritis, hasil pada tes darah yang mengindikasi peradangan (seperti tingkat endapan eritrosit (ESR) dan jumlah sel darah putih) biasanya normal, tanpa memperhatikan seberapa berat gangguan itu.
Pengobatan termasuk olahraga bergerak di dalam air hangat untuk menringankan nyeri selama latihan dan untuk menjaga persendian seelastis mungkin, pembelatan dengan sebentar-sebentar untuk mencegah kelainan bentuk, dan menggunakan analgesik atau obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal (NSAIDs) untuk meringankan nyeri dan bengkak. Kadangkala, sebuah cairan kortikosteroid bisa diperlukan untuk disuntikkan ke dalam persendian yang terkena parah untuk meringankan nyeri dan meningkatan cakupan gerak. Jarang, ketika osteoarthritis berlanjut dan pengobatan lain tidak efektif, persendian bisa memerlukan untuk direkonstruksi ulang atau disambung dengan operasi.
5.      Dupuytren's Contracture
Dupuyten contracture (palmar fibromatosis) adalah penyusutan progresif pada kumpulan jaringan serat (disebut fascia) di dalam telapak tangan, menghasilkan jari yang mengeriting ke dalam yang segera bisa menghasilkan tangan seperti cakar.
Duyputen contracture adalah gangguan menurun umum yang terjadi terutama pada pria dan khususnya setelah berusia 45 tahun. Meskipun begitu, memiliki gen yang tidak normal tidak menjamin bahwa seseorang akan mengalami gangguan tersebut. Kejadian duyputen contracture di Amerika Serikat adalah sekitar 5 %; kejadian di seluruh dunia berkisar 2 sampai 42%. Gangguan tersebut mempengaruhi kedua tangan pada 50% orang; ketika hanya salah satu tangan yang terkena, tangan kanan dua kali lebih sering dibandingkan tangan kiri.
6.      Jari pemicu.
Pada jari pemicu (flexor digital tenosynovitis), sebuah jari menjadi terkunci pada posisi bengkok. Jari tersebut terkunci ketika salah satu tendon yang melenturkan jari menjadi meradang dan bengkak. Secara normal, tendon bergerak dengan lembut ke dalam dan keluar pada lapisan yang mengelilinginya seperti jari yang lurus dan menekuk. Pada jari pemicu, tendon yang meradang bisa bergerak keluar lapisan sebagaimana jari tersebut menekuk. Meskipun begitu, ketika tendon sangat bengkak, tidak mudah bergerak ke belakang sebagaimana jari yang lurus, dan oleh karena itu jari terkunci.
Jari pemicu bisa dihasilkan dari penggunaan tangan yang berulang (sebagimana bisa terjadi dari penggunaan gunting berkebun yang berat) atau dari peradangan (sebagaimana terjadi pada rheumatoid arthritis). Untuk meluruskan jari tersebut, seseorang harus mendorong daerah yang bengkak tersebut ke dalam lapisan-menghasilkan rasa letupan serupa dengan yang dirasakan ketika mendorong pemicu. Kadangkala sebuah kortikosteroid dan bius 'lokal disuntikkan ke dalam lapisan tendon. Operasi umumnya diperlukan untuk mengobati jari pemicu yang kronis.
Duyputen contracture lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes, sakit karena terlalu banyak minum alkohol, atau epilepsi. Gangguan tersebut kadangkala berhubungan dengan gangguan-gangguan lain, termasuk penebalan jaringan serat di atas sendi engsel (garrod pad), penyusutan pada fascia di dalam penis yang menyebabkan penyimpangan dan ereksi yang sangat menyakitkan (penile fibromatosis (penyakit peyronie)), dan bongkol kecil pada telapak kaki (plantar fibromatosis). Meskipun begitu, mekanisme tepat yang menyebabkan fascia pada telapak tangan menjadi tebal dan keriting tidak diketahui.
Gejala awal biasanya bongkol kecil lunak pada telapak tangan (paling sering pada jari ketiga atau keempat). Bongko kecil bisa awalnya menyebabkan rasa tidak nyaman tetapi secara bertahap menjadi tidak menyakitkan. Secara bertahap, jari menjadi keriting. Segera, keriting memburuk, dan tangan bisa melengkung (seperti cakar). Dokter membuat diagnosa dengan meneliti tangan tersebut.
Sebuah suntikan suspensi kortikosteroid ke dalam bongkol kecil bisa membantu mengurangi kelunakan di daerah tersebut tetapi tidak akan menghambat kemajuan gangguan tersebut. operasi biasanya diperlukan ketika tangan tidak dapat diletakkan datar diatas meja atau ketika jari terlalu keriting dimana fungsi tangan terbatasi. Operasi untuk mengangkat penyakit fascia adalah sulit, karena fascia syaeaf disekitarnya, pembuluh darah, dan tendon. Duyputen contracture bisa berulang setelah operasi jika pengangkatan fascia tidak lengkap. Yang bisa juga berulang secara spontan, khusunya pada orang yang dengan gangguan ini terlihat diusia muda, mereka dengan gangguan tersebut menurun di dalam keluarga, dan mereka dengan garrod pad, penyakit peyronie atau bongjol kecil pada telapak kaki

B.     Infeksi Ginjal
1.      Pengertian dan Type infeksi ginjal
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ – organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen – komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.
Infeksi ginjal istilah medisnya adalah pyelonefritis yaitu peradangan pada jaringan ginjal, pada infeksi akut terjadi secara mendadak. Infeksi ini biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Sebagian besar infeksi ginjal maupun saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherichia Coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar). Diduga sumber infeksi berasal dari anus. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih ( misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat ) dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi ginjal sebagian besar terjadi pada wanita terutama wanita hamil dan pada usia diatas 40 tahun.

Infeksi ginjal, atau pyelonephritis, mungkin dikelompokan sebagai infeksi ginjal yang tidak rumit (uncomplicated), yang rumit (complicated), atau yang kronis (jangka panjang).
a.       Infeksi ginjal yang rumit (complicated) merujuk pada keterlibatan ginjal yang parah/berat, contohnya, pembentukan abscess (bisul bernanah), atau gas yang terlihat di ginjal dengan studi imaging, seperti CT scan. Pada situasi-situasi ini, gejala-gejalanya mungkin lebih berat/parah dan kurang merespon pada perawatan-perawatan yang umum.
b.      Infeksi ginjal yang kronis mungkin merujuk pada kekambuhan infeksi ginjal yang dapat menjadi akibat dari batu ginjal yang menghalangi ureter atau kelainan-kelainan struktur lain pada ureter-ureter (contohnya, vesicoureteral reflux, suatu kondisi dimana urin dipaksa balik naik menuju ginjal-ginjal). Kondisi-kondisi ini biasanya berhubungan dengan gejala-gejala yang ringan, namun mereka mungkin berlangsung lebih lama.
Evaluasi dari infeksi ginjal yang rumit dan infeksi ginjal yang kronis secara khas memerlukan evaluasi yang lebih menyeluruh dan pengujian yang lebih ekstensif seperti CT scans dan X-rays.
2.      Penyebab dan Gejala Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal disebabkan oleh bakteri. Bakteri-bakteri yang paling umum yang bertanggung jawab untuk infeksi ginjal adalah Escherichia coli (E. coli), yang bertanggung jawab untuk hampir 80% dari kasus-kasus infeksi-infeksi ginjal dan saluran kencing. Bakteri-bakteri umum lainnya adalah Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus, dan Staphylococcus saprophyticus.
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan peluang untuk infeksi ginjal dan urinary tract.
a.         Sexual intercourse (perempuan) dapat meningkatkan resiko urinary tract infection karena kemungkinan berlakunya bakteri sekitar urethra ke dalam sistem saluran kencing (kondisi terkadang disebut sebagai "honeymoon cystitis").
b.         Kehamilan juga dapat meningkatkan insiden UTI dan infeksi ginjal pada perempuan, pada kenyataannya, 2% hingga 8% dari perempuan hamil mungkin menderita infeksi saluran kencing selama kehamilan mereka. Hal ini mungkin terjadi karena lambatnya transit urine di dalam ureters selama kehamilan akibat dari tekanan yang diterapkan oleh kandungan.
c.         Urinary catheters (Foley catheters) juga meningkatkan resiko pengembangan infeksi saluran kencing dan ginjal. Catheters ini digunakan dalam situasi di mana seorang individu tidak dapat kencing karena lumpuh, sakit parah, terbaring di tempat tidur, kencing tidak lancar (ketidakmampuan untuk menahan air seni mereka), atau disfungsi kandung kemih. Urinary catheters hanya menyediakan kendaraan fisik untuk bakteri dari luar yang akan dihantarkan langsung ke dalam kandung kemih dan sistem saluran kencing.
d.        Batu ginjal dan kelainan struktural lainnya dari sistem saluran kencing juga dapat menyebabkan infeksi ginjal. Kerusakan pengeluaran dan hambatan urin dapat menyebabkan bakteri naik ke ginjal tanpa tercuci melalui air seni. Segala halangan terhadap aliran air seni dapat menjadi fokus infeksi yang dapat menyebar ke bagian lain dari saluran urin.
e.         Pada anak-anak, faktor-faktor resiko untuk infeksi ginjal termasuk jenis kelamin perempuan, laki-laki yang tidak sunat, kelainan struktural dari saluran urin, dan ras kulit putih (empat kali lebih beresiko dari suku Afrika Amerika).
Gejalanya dapat berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, nyeri pinggang daerah ginjal, air kemih berbau amis, sakit kepala, mual, muntah. Karena infeksi ginjal umumnya disertai infeksi saluran kemih, maka sewaktu buang air kecil terasa sakit dan panas seperti terbakar.
Pada infeksi menahun (kronis), nyerinya bisa bersifat samar dan demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali. Biasanya keadaan kronis ini terjadi pada penderita yang memiliki kelainan utama seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter (pada anak kecil ). Keadaan yang kronis akhirnya bisa merusak ginjal sehingga ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal).
3.      Penegakan Diagnosa Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal dapat didiagnosa oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap dan mengambil sejarah medis yang rinci. Evaluasi termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital (denyut jantung, tekanan darah, suhu, dan kecepatan pernafasan), pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi, dan memeriksa rasa sakit pada punggung tengah dan bawah. Bagi wanita muda pemeriksaan panggul juga perlu untuk mengevaluasi infeksi panggul (peradangan panggul atau PID). Tes Kehamilan juga dapat dilakukan.
Tes urin penting untuk diagnosis dari infeksi ginjal. Sampel air seni harus dikumpulkan secara benar. Saluran kencing harus dibersihkan dengan benar sebelum diambil untuk mencegah kontaminasi air seni oleh bakteri pada kulit di sekitar saluran kencing. Pengeluran air seni pertama dikeluarkan dahulu di toilet sebelum pengambilan urin di wadah yang tersedia. Ini disebut mid-stream, pengambilan urin yang bersih. Setelah urin diambil (kira-kira 10 mililiter atau cc) dalam wadah, sisa air seni dapat dikeluarkan di toilet.
Analisis urin yang bertanda suatu infeksi pada air seni (adanya sel-sel darah putih atau bakteri dalam air seni) pada umumnya, sangat menandakan diagnosa infeksi ginjal atau infeksi saluran urin. Sampel urin tanpa bukti adanya infeksi urin menandakan tidak mungkin adanya infeksi ginjal dan diagnosa lainnya harus dipertimbangkan.
Setelah sel-sel darah putih dan indikasi lain dari infeksi urin [seperti, leukocyte esterase (diproduksi oleh sel darah putih dalam urin) atau nitrites (diproduksi oleh bakteri dalam urin)] terdeteksi pada analisis urin, penting untuk menentukan jumlah dan jenis bakteri dalam sampel urin. Umumnya, sampel urin yang memiliki lebih dari 100.000 bakteri dalam satu cc air seni dianggap adanya infeksi saluran urin. Pada latar klinis, jumlah kurang dari 100.000 bakteri dalam satu cc urin dapat juga menandakan adanya infeksi.
4.      Perawatan dan Pengobatan Infeksi Ginjal
Komponen yang paling penting dari perawatan infeksi ginjal (seperti dengan infeksi bakteri apa saja) adalah inisiasi (dimulainya) antibiotik-antibiotik tepat waktu dibawah petunjuk-petunjuk dari seorang dokter. Jika infeksi ginjal terdiagnosa, maka empiric antibiotic  (antibiotik yang akan mencakup seluruh kemungkinan bakteri-bakteri) biasanya diresepkan. Contoh urin dan darah akan diambil dan dikirim ke laboratorium untuk analisa segala pertumbuhan bakteri (pembiakan urin dan darah).
Ketika bakteri yang spesifik diisolasi, antibiotik-antibiotik mungkin ditukar untuk mencakup bakteri tertentu itu. Jika bakteri-bakteri menunjukan resistensi (tidak merespon) pada antibiotik-antibiotik yang pada awalnya diresepkan, maka antibitotik-antibiotik harus ditukar segera ke yang satu dimana organisme mudah kena (peka).
Obat yang lazim dipakai dirumah dengan antibiotik-antibiotik oral dan pemasukan air dan cairan yang cukup biasanya adalah cukup untuk merawat infeksi ginjal dan saluran kencing yang tidak rumit. Bagaimanapun, jika gejala-gejalanya berat/parah (mual dan muntah yang tidak terkontrol yang berakibat pada ketidakmampuan untuk meminum obat-obat) atau infeksinya sulit untuk di kontrol dengan obat oral rutin yang lazim dipakai dirumah untuk infeksi ginjal, maka opname di rumah sakit mungkin diperlukan untuk menerima antibiotik-antibiotik intravena, hidrasi intravena, dan pengendalian gejala-gejala secara agresif. Pada kasus-kasus infeksi ginjal yang rumit opname rumah sakit mungkin juga perlu.
C.    Infeksi Post Kuret
1.      Kuretasi
Prosedur dilatasi dan kuretase atau D&C merupakan tindakan yang dilakukan terhadap rahim. Dilatasi yaitu melebarkan jalan lahir dan kuretase yaitu membersihkan jaringan atau mengambil sampel sebagian jaringan rahim dengan menggunakan sendok kuret atau instrumen tajam. Tindakan ini cukup aman dilakukan baik di Rumah Sakit maupun klinik bersalin.
Tindakan ini dilakukan baik sebagai terapi keadaan tertentu misal pada kehamilan mola (hamil anggur), keguguran sebagian (abortus inkomplit), penebalan dinding rahim (hiperplasia endometrium) maupun untuk pengambilan sampel rahim (dating endometrium). tindakan ini kadang  dilakukan bersamaan dengan histeroskopi (teropong rahim) maupun polipektomi (pembersihan polip rahim). Tindakan D&C sering dilakukan pada keadaan wanita dengan perdarahan menstruasi yang  banyak dan lama, perdarahan pasca menopause,  menstruasi yang tidak teratur, deteksi dini kanker rahim dan polip endometrium. Pada pasien dengan keguguran sebagian (incomplete abortion), jaringan janin atau jaringan plasenta sebagian masih tertinggal di dalam rahim sehingga dapat terjadi perdarahan yang bisa membahayakan jiwa pasien.  Dalam keadaan ini tindakan kuretase merupakan tindakan terapeutik untuk pasien. Tindakan kuretase akan dilakukan bila anda dan suami atau pihak keluarga telah setuju, hal ini ditandai dengan penandatanganan persetujuan tindakan medik (informed consent). Dokter atau petugas kesehatan akan menjelaskan bagaimana tindakan dilakukan dan apa saja risiko dan komplikasi yang dapat terjadi.
Sebelum diakukan kuretase pasien akan diminta untuk berpuasa 8 hingga 12 jam sebelum tindakan. Hal ini berguna untuk dilakukan pembiusan yang menghendaki adanya perut kosong agar tidak terjadi muntah yang dapat menyebabkan aspirasi cairan lambung ke paru-paru.

2.      Prosedur Kuret dan Komplikasi Infeksi Post Kuret
Kuret adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengikis lapisan rahim (endometrium). Proses ini biasanya dilakukan untuk menghilangkan jaringan yang tersisa di dalam rahim. Umumnya proses ini dilakukan dalam waktu 5 menit saja.
Sebelum melakukan kuret, dokter ginekologi akan memeriksa terlebih dahulu apakah masih terdapat sisa jaringan di rahim atau tidak, hal ini untuk menghindari perdarahan hebat dan juga mencegah infeksi rahim.
Cara yang dilakukan adalah menggunakan scan ultrasound. Jika keguguran terjadi pada tahap awal kehamilan dan jaringan yang tersisa sangat sedikit, maka kuret tidak perlu dilakukan tapi hanya diberikan obat saja.
Dikutip dari Netdoctor, Kamis (19/8/2010) dokter akan memberikan obat anestesi terlebih dahulu sebelum kuret. Setelah itu dokter akan membuka mulut rahim dengan menggunakan alat yang disebut dengan dilator, dan kemudian memasukkan alat melalui leher rahim untuk mengeluarkan jaringan sisa yang masih terdapat di dalam rahim. Saat dikuret rasannya sangat tidak nyaman dan juga sakit selama beberapa waktu.
Jika dalam proses ini tidak dilakukan dengan benar seperti masih ada jaringan yang tersisa di dalam rahim atau kuret yang dilakukan terlalu berlebihan, maka akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.
Gejala yang muncul jika terdapat komplikasi akibat kuret adalah:
a.       Perdarahan hebat yang terkadang disertai dengan adanya gumpalan besar.
b.      Syndrome Asherman
c.       Rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah.
d.      Terjadinya perubahan cairan vagina seperti keputihan dan berbau.
e.       Mengalami demam dengan suhu yang tinggi.
f.       Mengalami menstruasi yang tidak normal sebulan setelah kuret.
Sebaiknya kondisi-kondisi tersebut tidak diabaikan oleh perempuan yang melakukan kuret, karena ada kemungkinan terjadi komplikasi atau gangguan.
Risiko yang bisa terjadi adalah perdarahan, timbulnya infeksi akibat masih adanya jaringan yang tersisa atau timbulnya lubang pada rahim (uterine perforation) akibat pengikisan yang terlalu dalam karena dinding rahim orang yang baru hamil sangat lembut.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi dari dinding rahim sehingga bisa ditentukan langkah medis apa untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Tidak ada komentar: